“Every minute you spend wishing you had someone else’s life, is a minute spent wasting yours.” – Anonymous
Ada satu keluarga yang dulu merasa hidupnya telah sukses. Mempunyai keluarga yang lengkap, tempat tinggal yang nyaman, gaji yang besar. Mereka hidup sangat bahagia. Suatu hari si suami bertemu dengan teman lamanya. Dia mendengarkan kisah temannya yang sekarang telah hidup sukses dan bergelimang harta.
Awalnya dia merasa gajinya sudah lebih dari cukup, setelah melihat kehidupan temannya yang sukses dia merasa gajinya tidak ada apa-apanya dibanding temannya itu. Dia menjadi merasa tidak puas dengan pendapatannya dan marah kenapa dia tidak bisa seperti temannya.
Di hari lain, sang istri mendengar kabar bahwa tetangganya baru saja dibelikan mobil baru oleh suaminya. Mobil keluaran terbaru, mahal, lebih mewah. Seketika dia merasa mobil lamanya sangat jelek dan perlu diganti dengan yang baru. Di hari yang sama, anak pertamanya yang baru saja menyelesaikan pendidikan S1 dengan nilai cumlaude dan menjadi mahasiswa terbaik, melihat sahabatnya melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri. Rasa bahagia karena berhasil meraih nilai cumlaude pun tiba-tiba sirna. Dia sedih dan kecewa. Merasa dirinya kalah sukses dibanding temannya.
Lantas, apa yang terjadi selanjutnya pada keluarga tersebut?
Si istri marah-marah minta dibelikan mobil baru seperti tetangganya. Anaknya mengeluh dan merengek minta biaya untuk melanjutkan kuliah S2 di luar negeri. Akhirnya hidup mereka menjadi berantakan. Yang awalnya hidup mereka bahagia, seketika berubah menjadi menderita. Mereka terlilit utang sana-sini karena memaksakan ingin menjadi seperti orang lain yang mereka anggap hidupnya jauh lebih sukses dan lebih bahagia.
Setiap orang punya latar belakang dan cerita hidupnya masing-masing. Diuji dengan cara yang berbeda-beda, diberi kenikmatan yang berbeda-beda. Jadi, jangan memperhatikan kehidupan orang lain, perhatikan kehidupan Anda sendiri. Saat Anda memperhatikan kehidupan orang lain, hidup Anda tidak akan tenang. Anda akan selalu melihat seakan-akan kehidupan mereka itu lebih baik dari Anda. Padahal kenyataannya tidak. Jangan sampai karena selalu sibuk melihat kehidupan orang lain, kita menjadi lupa untuk bersyukur, kemudian hidup kita menjadi tidak bahagia dan tidak tenang.